BUDAYA NASIONAL SEBAGAI IDENTITAS DAN JATI DIRI BANGSA
Identitas
dan jati diri bangsa merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa dan menjadi
pembeda dengan negara lain. Identitas ini dibalut menjadi satu melalui dasar
negara Indonesia yaitu Pancasila. Keberagaman budaya yang dimiliki bangsa
Indonesia tercermin dalam sila Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Melalui
sila ketiga ini, mencerminkan kondisi bangsa yang didalamnya banyak perbedaan
akan tetapi bisa disatukan. Hal inilah yang menjadi kepribadian bangsa, menjadi
bangsa yang memiliki toleransi tinggi dan mampu hidup dengan rukun.
Meskipun memiliki landasan yang kuat, bukan berarti bangsa Indonesia jauh dari konflik yang muncul akibat keberagaman. Masuknya budaya luar dan pengaruh globalisasi membuat masyarakat memiliki cara pandang yang berbeda. Banyak konflik – konflik yang muncul akibat kurangnya rasa nasionalisme dan toleransi terhadap sesama.
Adanya ketidaksesuaian interaksi sosial yang dapat membahayakan persatuan dalam masyarakat. Jika dibiarkan, hal ini dapat menjadi pengaruh negatif terhadap suatu peradaban / generasi dan merugikan lingkungan secara umum. Menurut Mariatin (2019) masalah sosial yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh ekslusi sosial atau proses yang menghambat interaksi antar masayarakat. Berikut merupakan faktor – faktor penyebab masalah sosial.a.
Faktor
ekonomi
Faktor ekonomi menjadi
faktor dasar penyebab masalah sosial. Karena hal ini berkaitan langsung dengan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia berupa sandang, pangan, papan, Kesehatan dan
Pendidikan. Ketidakmampuan mencukupi kebutuhan dasar menjadi masalah utama, hal
ini bermula dari tidak seimbangnya antara pemasukan dan pengeluaran. Faktor
ekonomi bisa menyebabkan masalah sosial yang besar seperti adanya kemiskinan,
kejahatan, penjarahan, gangguan Kesehatan dan banyaknya pengangguran.
b.
Faktor
budaya
Sebagai negara yang
terbuka akan perubahan, tidak menutup kemungkinan banyak budaya yang masuk ke
Indonesia. Ketidaksesuaian budaya baru yang masuk dengan budaya asli bangsa
Indonesia, menjadi gejolak bagi masyarakat. Budaya luar yang bertentangan
dengan nilai – nilai bangsa Indonesia bisa menjadi permasalahan sosial seperti
pergaulan bebas, penyalahgunaan obat – obat terlarang, tawuran dan kenakalan
remaja. Namun, tidak semua budaya luar bersifat negative. Terdapat beberapa
budaya luar yang bisa diterapkan di Indonesia, seperti budaya antri,
penggunaan teknologi, pendidikan dan
lain – lain. Budaya nasional sebagai identitas dan jati diri bangsa berfungsi
untuk memfilter budaya luar yang masuk ke Indonesia.
c.
Faktor
biologis
Faktor ini berkaitan
dengan kondisi kesehatan masyarakat. Masalah sosial akibat biologi berhubungan
dengan adanya penyakit yang menular dan kurangnya fasilitas kesehatan. Hal ini
erat kaitannya dengan kondisi ekonomi yang buruk dan pengetahuan tentang kesehatan
yang kurang. Kondisi yang seperti ini
membuat banyak masyarakat yang terjangkit penyakit seperti gizi buruk, HIV/AIDS
dan lain - lain. Sehingga pentingnya ada fasilitas kesehatan yang memadai dan
dapat dijangkau oleh semua kalangan. Memberikan pengetahuan pentingnya pola
hidup bersih sebagai bentuk penanggulangan masalah sosial dari faktor biologi.
d.
Faktor
psikologis
Faktor ini berhubungan dengan
psikis manusia. Faktor psikologis erat kaitannya dengan beban hidup yang
dialami oleh masyarakat. Beban hidup yang muncul bisa mempengaruhi pola pikir,
gangguan psikologi dan ketidakstabilan emosi. Beban berat dapat menimbulkan
stress dan menimbulkan luapan emosi yang nantinya bisa memicu konflik di
masyarakat. Contohnya muncul aliran sesat, antisosial, bunuh diri, depresi dan
lain – lain.
Sebagai
warga negara yang baik sudah sepatutnya bersatu padu untuk menjaga stabilitas
negara dengan menjunjung persatuan dan kesatuan. Menjadikan Pancasila sebagai
pedoman dalam berperilaku sehari–hari. Meningkatkan rasa persatuan dan
kesatuan meskipun berbeda suku, agama, ras maupun antargolongan. Perbedaan
dalam keberagaman merupakan kekayaan alami yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Sebagai warga negara harus bangga dan mampu menjaga keberagaman yang ada.
Jangan jadikan perbedaan sebagai alat untuk memecah belah bangsa.
Berdasarkan
pasal 32 ayat 1 UUD NRI yang berbunyi “negara harus memajukan kebudayaan
nasional Indonesia dan menjamin kebebasan Masyarakat untuk mengembangkan nilai–nilai budayanya”. Menurut Laila dan Vera (2024) sebagai generasi penerus
bangsa perlu adanya gerakan atau upaya dalam melestarikan budaya bangsa yaitu
dengan Culture Experience. Culture Experience adalah metode pelestarian budaya
yang dilakukan dengan terjun langsung atau mempelajarinya secara mendalam.
Sebagai contoh tradisi di lingkungan masyarakat, penerapan culture experience
adalah memberikan pengalaman kepada masyarakat untuk mengikuti dan mengambil
peran dalam sebuah ritual tradisi. Melalui kegiatan ini masyarakat tidak hanya
mendapatkan pengetahuan umum tentang tradisi. Akan tetapi juga bisa belajar dan
mendapatkan nilai – nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut. Seperti nilai
akidah, nilai sosial, nilai budaya dan nilai filosofis.
Metode
culture experience juga dapat diterapkan di lingkungan sekolah yaitu dengan
mengadakan pementasan budaya daerah. Diawali dengan siswa bersama guru pendamping
melakukan riset tentang budaya daerah. Mempelajari nilai – nilai yang terkandung
dalam sebuah budaya dan mengadakan pementasan budaya di sekolah. Dalam
pementasan ini menggabungkan beberapa unsur budaya berupa tarian adat. lagu
daerah, pakaian adat, cerita rakyat dan dolanan. Semua unsur budaya tersebut
dikemas dalam suatu drama kolosal yang mengandung nilai–nilai luhur suatu
daerah. Siswa memiliki pengalaman bermakna dalam kegiatan ini, selain dapat
mempelajarinya siswa mampu memperkenalkan budaya nasional di era globalisasi.
Membagikan kegiatan ini di sosial media sebagai bentuk pelestarian budaya
nasional dikalangan pelajar. Mengemasnya dengan modern tanpa menghilangkan
unsur tradisionalnya.
Daftar
Pustaka
Laila,
Nuralfi., & Vera, Susanti. (2024). Culture Experience untuk Solusi Erosi
Budaya dalam Era Globalisasi Perspektif Qs. Al – Hujarat Ayat 13. Gunung
Djati Conference Series 43. 30 - 31. https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/download/2277/1657/3711. Diakses pada 26 Desember 2024.
Mariatin.
(2019). E- Modul Sosiologi Masalah Sosial. Direktorat Pembinaan SMA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. https://repositori.kemdikbud.go.id/19472/1/Kelas%20XI_Sosiologi_KD%203.2%20%281%29.pdf. Diakses pada 26 Desember 2024.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar